Amal Tidak Bertambah, Umur Terus Berkurang

Pernahkah kita merenungkan bahwa di balik bertambahnya angka pada kalender, hakikatnya jatah hidup kita justru terus berkurang? setiap detik yang berlalu justru mengantarkan kita semakin dekat dengan garis akhir kehidupan. Amalan, ibadah, dan perbuatan baiklah yang menjadi bekal kita nantinya. Namun, ironisnya amal tidak bertambah seiring bertambahnya usia., kesempatan untuk beramal justru semakin sempit seiring berkurangnya umur manusia. Kita tahu bahwa waktu tidak bisa terulang, sehingga kita tidak punya pilihan selain dengan melakukan kegiatan positif yang lebih bermanfaat. Kematian itu adalah tentang menunggu waktu, tapi kita tidak akan pernah tahu kapan datangnya waktu itu akan tiba. Yang pasti umur kita di dunia ini terus berkurang seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu, , di sisa umur kita yang diberikan Allah sekarang ini, mari kita gunakan waktu yang sebaik-baiknya dengan beramal saleh. Karena kematian tidak melihat umur atau usia seseorang, baik itu anak kecil, orang tua dan anak yang masih muda pun jika ajal sudah  tiba, maka kita tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain berserah diri kepada Allah SWT.

Rasulullah saw pernah ditanya oleh para sahabat perihal paling baik dan buruknya manusia. Kemudian beliau menjelaskan bahwa manusia terbaik adalah mereka yang oleh Allah diberikan umur panjang, kemudian digunakan untuk melakukan kebaikan. Sebaliknya, paling buruk manusia adalah mereka yang diberikan umur yang panjang, namun panjangnya umur tersebut digunakan untuk keburukan. Hadits ini sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Rajab dalam karyanya Lathaiful Ma’arif fima li Mawasimil ‘Am minal Wazhaif, nabi bersabda:

وَفِي التِّرْمِذِي عَنْهُ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ سُئِلَ: أَيُّ النَّاسِ خَيْرٌ؟ قَالَ: مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ. قِيْلَ: فَأَيُّ النَّاسِ شَرٌّ؟ قَالَ: مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَ سَاءَ عَمَلُهُ

Artinya, “Dalam riwayat Imam at-Tirmidzi, dari Rasulullah saw bahwa ia pernah ditanya: siapakah paling baiknya manusia? Nabi menjawab: orang yang dikaruniai umur panjang dan baik (benar) perbuatannya. Ditanyakan lagi: Dan siapakah paling jeleknya manusia? Nabi menjawab: orang yang panjang umurnya dan jelek perbuatannya.”

Dalam hadis tersebut kita belajar yakni karunia umur  panjang bukan hanya merupakan nikmat dari Allah SWT, namun akan menjadi salah satu faktor penilaian baik atau buruknya seseorang. Orang-orang yang dikaruniai umur panjang, merek yang beramal shaleh, memperbanyak ibadah, dan senantiasa menjaga ketaatan termasuk  golongan orang-orang yang baik, karena mereka  dikaruniai umur panjang dan memanfaatkannya untuk tujuan yang baik. Begitupun sebaliknya, orang yang dikaruniai umur panjang oleh Allah namun tidak ada tambahan amal kebaikan sama sekali dalam hidupnya, justru selalu melakukan amal keburukan, kemaksiatan, melanggar perintah-perintah Allah, dan tidak pernah menunaikan kewajiban-Nya, maka orang ini termasuk ke dalam golongan orang-orang yang buruk. Sadarkah kita bahwa menunda-nunda perbuatan baik sama saja dengan menyia-nyiakan waktu yang tersisa? menunda shalat, menunda sedekah, menunda membantu sesama, sama saja dengan menunda kebahagiaan di akhirat.

Oleh karena itu, marilah jadikan setiap detik yang tersisa menjadi bermakna. Isilah hidup dengan amal shalih, perbanyak perbuatan baik, dan bermanfaat bagi sesama. Jangan sampai kita menyesal karena telah menghabiskan waktu kita untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Kematian bisa datang kapan saja. Bisa jadi, hari ini adalah hari terakhir yang Allah berikan kepada kita untuk beramal. Oleh karena itu, marilah kita manfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk meraih kebahagiaan di akhirat.

Berikut cara agar waktu yang kita dapat lebih bermanfaat dan bemakna:

  • Segera lakukan kebaikan: Jangan tunda amal shalih, segeralah lakukan saat ada kesempatan, karena menunda kebaikan sama saja dengan menunda kebahagiaan.
  • Perbanyak istighfar: Memohon ampunan kepada Allah SWT adalah cara untuk membersihkan diri dari dosa dan kesalahan. Semakin banyak kita beristighfar, semakin bersih hati dan jiwa kita, sehingga lebih mudah untuk beramal shaleh.
  • Introspeksi diri: Luangkan waktu untuk merenungkan diri dan perbuatan kita. Apakah kita sudah istiqomah dalam beramal? Apakah masih ada kebiasaan buruk yang perlu diperbaiki?
  • Berkumpul dengan orang-orang sholeh: Lingkungan sangat memengaruhi perilaku kita. Berkumpul dengan orang-orang sholeh dapat memotivasi kita supaya lebih rajin beribadah dan beramal shaleh.
  • Memohon doa kepada tuhan supaya selalu diberi kekuatan serta keteguhan hati untuk istiqomah dalam beramal shaleh.

Comment (1)

  • ?s=96&d=mm&r=g

    Ayn

    May 2, 2024

    🤲اللهم طول عمورنا

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *