Sore itu, kediaman keluarga Pak Nuar kedatangan seorang tamu. Tamu itu adalah seorang kenalan Pak Nuar, namanya Pak Ara. Pak Nuar pun menyambut kedatangan Pak Ara dengan tangan terbuka.
“Hai, Ara! Sudah lama kamu tidak berkunjung kemari. Apa kabar saudaraku?” tanya Pak Nuar antusias sambil merangkul Pak Ara.
“Hai juga, Nuar! Maaf kalau kedatanganku mengejutkanmu, tapi aku benar-benar membutuhkan bantuanmu.” Jawab Pak Ara dengan wajah memelas.
“Ada apa, sobat? Apa yang dapat kubantu?” Tanya Pak Nuar prihatin.
“Aku minta bantuanmu untuk sebuah keluarga yang kukenal dengan sangat dekat. Keluarga ini terdiri dari seorang ayah yang baru saja menjadi pengangguran. Istrinya hanyalah seorang ibu rumah tangga yang harus merawat dan membesarkan kelima anak mereka. Mereka terancam akan kehilangan rumah mereka,” Pak Ara menjelaskan dengan panik dan penuh emosi.
“Bagaimana itu bisa terjadi?”
“Mereka harus membayar uang kontrak rumah sejumlah Rp 3.000.000,00 besok. Kalau mereka tidak membayarnya, mereka harus meninggalkan rumah kontrakan di hari itu juga.” Pak Ara tampak putus asa. “Keluarga itu sangat dekat denganku sehingga aku sangat mengkhawatirkan nasib mereka.”
Pak Nuar yang memang seorang yang dermawan, ia langsung memutuskan untuk menolong. “Baiklah, tunggu sebentar. Biar kusiapkan uangnya.”
Beberapa saat kemudian Pak Nuar kembali ke ruang tamu dan menyerahkan sebuah amplop berisi uang kepada Pak Ara. “Kamu pakai ini dulu saja, Ara!”
Pak Ara tampak begitu bahagia. “Terima kasih, Nu, kamu memang orang yang baik. Aku pulang dulu untuk memberikan uang ini pada keluarga itu. Sekali lagi, terima kasih.”
Sembari mengantarkan Pak Ara keluar, Pak Nuar bertanya, “O ya, bagaimana kamu bisa tahu begitu detail akan masalah keluarga itu?”
Sambil tersenyum malu, Pak Ara berkata, “Ya, mereka kan mengontrak di kontrakanku.”
[Nur/gemintang.com]