Wacana merger antara dua raksasa teknologi Asia Tenggara, Grab Holdings dan GoTo Group kembali mencuat pada kuartal ll tahun 2025 yang menjadi perbincangan hangat di semua kalangan. Rencana Grab untuk mengakuisisi GoTo diperkirakan bernilai sekitar 7 miliar dollar AS atau lebih dari Rp114 triliun. Adanya isu penggabungan ini menjadi sorotan berbagai pihak dikarenakan dapat berpotensi menguasai pangsa pasar layanan transportasi online lebih dari 90% dan berpotensi mendominasi luar biasa di sektor layanan digital Indonesia jika benar-benar mencapai kesepakatan.ย
Dalam wacana ini, Grab dikabarkan telah menunjuk seorang penasehat dalam menjalankan proses akuisisi. Namun per Juli 2025 kemarin dilaporkan bahwa proses ini terhenti sementara karena kekhawatiran berbagai pihak akan dampak yang besar bagi perekonomian di Indonesia secara luas khususnya terhadap iklim persaingan usaha. Kekhawatiran ini timbul karena jika benar mencapai kesepakatan maka besar kemungkinan akan menimbulkan persaingan usaha yang tidak sehat dan juga praktik monopoli yang akan semakin menguat. Penolakan penggabungan ini juga diperkuat oleh masyarakat atas aksi demo yang dilakukan oleh ribuan driver pada bulan Mei kemarin karena disinyalir akan berpotensi menekan pendapatan mitra.
Selain karena hal tersebut, demo yang dilakukan oleh sekitar 25.000 pengemudi ojek online juga ditujukan sebagai aksi protes atas tuntutan kerja yang terus menerus dirasa tidak layak dan tidak adil. Dalam demo tersebut driver ojek online menyerukan mengenai potongan komisi, revisi tarif penumpang, penetapan tarif layanan makanan, dan beberapa kebijakan lain. Ditambah lagi jika kedua layanan platform berhasil digabungkan, potensi jumlah order yang diterima bisa menurun dan memungkinkan adanya efisiensi tenaga kerja yang akan diikuti oleh Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal.
Izzudin Al Farras Adha sebagai Head of Center Institute for Development of Economics and Finance (Indef) turut memberikan pendapat atas dinamika kabar akuisisi ini. Izzudinย menyampaikan bahwa seluruh bisnis di industri digital akan cenderung berupaya besar-besaran dalam menguasai pangsa pasar melalui berbagai cara salah satunya merger dan akuisisi. Hal ini terjadi karena industri digital menjadi salah satu bisnis yang cenderungan mudah dalam menciptakan kemampuan dan kapasitas untuk menguasai pasar. Izzudin juga menambahkan bahwa rencana akuisisi Grab terhadap GoTo pasti juga tak lepas dari rencana para investor besar kedua perusahaan tersebut untuk meraih keuntungan dalam waktu dekat. Hal ini karena apabila terjadi akuisisi maka biaya operasional perusahaan dapat lebih berkurang dan potensi keuntungan menguasai pasar akan lebih besar.
Dari sisi positifnya diyakini bahwa merger ini akan dapat mendorong efisiensi bisnis dan meningkatkan nilai tambah terhadap perekonomian Indonesia. Studi dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) menyebutkan bahwa penggabungan Gojek dan Tokopedia sebelumnya menyumbang hingga Rp 300 triliun atau setaran dengan PBD Indonesia tahun 2022 sebesar 1,8%-2,2% terhadap perekonomian nasional. Dengan kinerja GoTo yang mulai mencatatkan EBITDA positif pada 2024 dan target laba bersih Rp 1,6 triliun di 2025, potensi merger dengan Grab bisa menjadi percepatan pertumbuhan sektor digital nasional.
Namun demikian, merger ini membawa risiko teramat besar terhadap struktur persaingan usaha. Jika digabung, perusahaan Grab dan GoTo dapat mendominasi hampir seluruh pasar transportasi daring dan pesan-antar makanan. Dominasi ini akan menimbulkan minimnya kompetitor sehingga perusahaan gabungan tersebut akan menjadi price setter, yakni pihak yang dapat menentukan harga secara sepihak tanpa persaingan. Jika hal ini terjadi maka konsumen berisiko kehilangan alternatif layanan karena pasar digital akan didominasi satu entitas yang akan menciptakan ketergantungan tinggi dan membatasi pilihan.
Hingga saat ini Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) telah menyatakan akan memantau proses merger ini secara ketat. KPPU menyebutkan bahwa dominasi pasar oleh satu entitas dapat melanggar prinsip persaingan sehat. Peran pemerintah disini diharapkan dapat memastikan bahwa kesejahteraan pekerja dan perlindungan konsumen tidak diabaikan atas hasil akhir kesepakatan akhir nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
Dhany, R. R. (2025, Mei 9). Grab-Goto Dikabarkan Merger, Apa Dampaknya ke Konsumen? Diambil kembali dari detikfinance: https://finance.detik.com/finansial/d-7906819/grab-goto-dikabarkan-merger-apa-dampaknya-ke-konsumen
gotocompany. (2025, Maret 12). Grup GoTo Melaporkan Kinerja Kuartal Keempat dan Tahun Penuh 2024 Melampaui Panduan dan Cetak Rekor. Diambil kembali dari goto company: https://www.gotocompany.com/news/press/grup-goto-melaporkan-kinerja-kuartal-keempat-dan-tahun-penuh-2024-melampaui-panduan-dan-cetak-rekor
Kompasiana. (2025, Mei 22). KPPU Buka Suara soal Rencana Merger GoTo dan Grab. Diambil kembali dari Kompas.com: https://money.kompas.com/read/2025/05/22/123900526/kppu-buka-suara-soal-rencana-merger-goto-dan-grab
Mediana, C. (2025, Juni 23). Episode Panjang Akuisisi GoTo oleh Grab: Strategi atau Sekadar Wacana? Diambil kembali dari Kompas: https://www.kompas.id/artikel/episode-panjang-akuisisi-goto-oleh-grab-strategi-atau-sekadar-wacana
Nurisofwatin, K. (2025, Mei 26). Pakar UNAIR Jelaskan Dampak Negatif Penggabungan Grab dan GoTo . Diambil kembali dari unair: https://unair.ac.id/pakar-unair-jelaskan-dampak-negatif-penggabungan-grab-dan-goto/
Online, H. (2025, Juli 25). Berisiko Monopoli Layanan Transportasi Online, Merger Grab-Goto Tertunda. Diambil kembali dari Hukum Online: https://www.hukumonline.com/berita/a/berisiko-monopoli-layanan-transportasi-online–merger-grab-goto-tertunda-lt68839cfcc984e/?page=1
SDGs, K. (2025, Juni 22). Kecemasan Indonesia di Tengah Grab-GoTo Jelang Merger USD7 Miliar. Diambil kembali dari Kabar SDGs: https://kabarsdgs.com/sustainability/2025/06/18162/kecemasan-indonesia-di-tengah-grab-goto-jelang-merger-usd7-miliar/UI, L. F. (2024, Maret 2024). Kontribusi GoTo Terhadap Perekonomian Nasional Capai Hingga Rp428 triliun. Diambil kembali dari LPEM FEB UI: https://lpem.org/data-visualization/gotos-contribution-to-the-national-economy-reached-rs-428-trillion/