Dompet Hampir Tak Tersentuh: Momentum Laju Ekonomi Tersendat di Tengah Target Pertumbuhan Ekonomi

Oleh: Iska Agustina

Dinamika yang menarik terkait laju perekonomian di Indonesia disuguhkan pada awal tahun 2025 ini. Target pertumbuhan ekonomi yang kian tinggi dan ambisius di tetapkan oleh pemerintah, tidak sejalan dengan kondisi perekonomian Indonesia saat ini yang mengindikasikan adanya momentum perlambatan ekonomi. Momentum perlambatan ekonomi memang bukanlah suatu kejutan yang baru bagi Indonesia. Bahkan bisa dikatakan secara umum laju perekonomian Indonesia cenderung tersendat pada tahun 2023 dan 2024, dan masih terus berlanjut pada Q1 tahun 2025, jika dibandingkan dengan laju perekonomian pada tahun 2022.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Pertumbuhan ekonomi pada Q1 tahun 2025 tercatat sebesar 4,87% (year-on-year). Jika dibandingkan dengan Q1 pada tahun 2024 yang tercatat sebesar 5,11% (year-on-year), angka pertumbuhan ekonomi yang tercatat pada Q1 2025 menunjukkan jumlah yang lebih rendah. Kemudian jika dibandingkan dengan Q4 tahun 2024 yang tercatat sebesar 5,04% (quarter-on-quarter), angka pertumbuhan ekonomi yang tercatat pada Q1 2025 juga menunjukkan jumlah yang lebih rendah. Hal ini menjadi tantangan utama bagi pemerintah dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Stagnasi konsumsi rumah tangga menjadi salah satu faktor utama yang menjadi penyebab laju perekonomian Indonesia menjadi tersendat. Ketidakstabilan ekonomi dan inflasi yang masih tinggi terutama pada komoditas pangan (bahan pokok) dan energi (listrik), mengakibatkan kemampuan atau daya beli masyarakat menurun. Hal ini ditunjukkan dengan angka pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang hanya tumbuh sebesar 4,89% (year-on-year) pada Q1 2025. Angka tersebut menunjukkan kondisi yang lebih rendah dibandingkan dengan Q1 2024 yang mencatat pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 4,91% (year-on-year).

Adanya lonjakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan makin tingginya angka pengangguran, juga turut andil dalam terciptanya konsumsi rumah tangga yang stagnan di awal tahun 2025 ini. Berdasarkan data dari BPS, sebanyak 7,28 juta orang tidak memiliki pekerjaan atau menganggur, pada Februari 2025. Maraknya kasus PHK, seperti kasus PHK besar-besaran yang dilakukan oleh PT Sritex beserta anak perusahaannya, yang melakukan PHK terhadap karyawannya dengan jumlah sekitar 11.025 orang, mengakibatkan banyak dari rumah tangga konsumen kesulitan dalam berbelanja karena kehilangan sumber pendapatan utamanya. 

Kebijakan pemerintah juga turut memicu terjadinya konsumsi rumah tangga yang stagnan. Penurunan belanja pemerintah secara drastis pada Q1 2025, tercatat mengalami kontraksi sebesar 1,38% (year-on-year), sedangkan sebelumnya pada Q1 2024 pertumbuhan tinggi, yang tercatat sebesar 20,44% (year-on-year). Kondisi ini juga akan berdampak langsung pada tersendatnya laju pertumbuhan ekonomi. Tidak maksimalnya proyek infrastruktur, lambatnya pengadaan barang dan jasa, ataupun adanya pengurangan dari program bantuan sosial dan subsidi, mengakibatkan daya beli masyarakat terkendala dan mengalami penurunan.

Jika konsumsi rumah tangga terus mengalami stagnasi, dampaknya akan dirasakan oleh sektor-sektor ekonomi yang selanjutnya berdampak pada laju perekonomian Indonesia. Konsumsi barang tahan lama yang menurun menyebabkan sektor industri manufaktur ataupun otomotif menurunkan output penjualannya yang kemudian berimbas pada penurunan jumlah tenaga kerja, investasi, serta pendapatan yang menurun. Begitupun jika konsumsi terhadap  jasa  menurun, pendapatan sektor perdagangan dan jasa juga akan menurun. Penurunan konsumsi terusmenerus, tidak menutup kemungkinan adanya penutupan sektor-sektor usaha tersebut.

Lebih lanjut, dampaknya akan makin parah jika stagnasi konsumsi rumah tangga menyebabkan penutupan sektor-sektor usaha. PHK, pengangguran, dan ketidakstabilan kerja ada di mana-mana. Kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat menurun, dan yang lebih menakutkan adalah masyarakat bisa saja kehilangan akses terhadap pendidikan dan kesehatannya. Apalagi jika masyarakat mengalami trauma psikologis atau kesehatan mental. Hal ini tentunya melampaui dari sekadar kesulitan ekonomi yang biasa. Hal ini juga tentunya menjadi ancaman terhadap tantangan ekonomi dan sosial secara keseluruhan.

Pertumbuhan ekonomi pada Q1 2025 yang hanya tercatat di BPS sebesar 4,87% (year-on-year), berada jauh di bawah target pemerintah, yaitu 5,2% untuk tahun 2025. Apalagi pemerintah juga menetapkan target sebesar 8% yang harapannya dapat tercapai pada tahun 2028-2029 mendatang. Realitas pertumbuhan ekonomi saat ini tentunya mempertanyakan terkait bagaimana pemerintah dapat mencapai target tersebut untuk ke depannya. Situasi ini menuntut pemerintah yang perlu memperbaiki dan memperkuat stimulus dan reformasi yang terstruktur untuk dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

DAFTAR PURTAKA

Badan Pusat Statistik. (2025, Mei 8). Ekonomi Indonesia Triwulan I 2025 tumbuh 4,78 persen (y-o-y). bps.co.id. Diakses dari https://www.bps.go.id/id/pressrelease/2025/05/05/2431/ekonomi-indonesia-triwulan-i-2025-tumbuh-4-87-persen–y-on-y—ekonomi-indonesia-triwulan-i-2025-terkontraksi-0-98-persen–q-to-q–.htm

CNBC Indonesia. (2025, Mei 8). Jangan Santai! Ada 5 Tanda Ekonomi RI Tidak Baik-Baik Saja. cnbindonesia.com. Diakses dari https://www.cnbcindonesia.com/news/20250505075717-4-630836/jangan-santai-ada-5-tanda-ekonomi-ri-tidak-baik-baik-saja

Antaranews.com. (2025, 10 Mei). Konsumsi rumah tangga tumbuh 4,89 persen (y-o-y) triwulan I 2025. antaranews.com. Diakses dari https://www.antaranews.com/berita/4815129/konsumsi-rumah-tangga-tumbuh-489-persen-yoy-triwulan-i-2025

Kontan.co.id. (2025, Mei 9). Penjualan Eceran Melambat, Konsumsi Rumah Tangga Diprediksi Turun pada Kuartal I-2025. nasional.kontan.co.id. Diakses dari https://nasional.kontan.co.id/news/penjualan-eceran-melambat-konsumsi-rumah-tangga-diprediksi-turun-pada-kuartal-i-2025?page=all

Tempo.co. (2025, Mei 9). BPS: Inflasi 1,65 Persen di Maret 2025, Didorong Tarif Listrik dan Bahan Bakar. tempo.co. Diakses dari https://www.tempo.co/ekonomi/bps-inflasi-1-65-persen-di-maret-2025-didorong-tarif-listrik-dan-bahan-bakar-1228769

Validnews.id. (2025, Mei 9). Korban PHK Sritex Bertambah Jadi Pegawai. validnews.id. Diakses dari https://validnews.id/ekonomi/korban-phk-sritex-bertambah-jadi-pegawai

Banten TV. (2025, Mei, 9). Pengangguran di Indonesia Naik Per Februari 2025 Jadi 7,28 Juta Orang.  bantentv.com. Diakses dari https://bantentv.com/berita/pengangguran-di-indonesia-naik-per-februari-2025-jadi-728-juta-orang/

Bisnis.com. (2025, Mei 9). BREAKING Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal I/2025 Hanya 4,87%. ekonomi.bisnis.com. Diakses dari https://ekonomi.bisnis.com/read/20250505/9/1874283/breaking-pertumbuhan-ekonomi-indonesia-kuartal-i2025-hanya-487

Bisnis.com. (2025, Mei,10). Lampu Kuning Proyeksi Ekonomi RI 2025 Kompak Turun karena Ketidakpastian Tinggi. ekonomi.bisnis.com.  Diakses dari https://ekonomi.bisnis.com/read/20250506/9/1874793/lampu-kuning-proyeksi-ekonomi-ri-2025-kompak-turun-karena-ketidakpastian-tinggi

Tempo.co. (2025, Mei 10). Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Dipangkas, Jadi Makin Jauh dengan Target Prabowo. Tempo.co. Diakses dari https://www.tempo.co/ekonomi/proyeksi-pertumbuhan-ekonomi-ri-dipangkas-jadi-makin-jauh-dengan-target-prabowo–1277429


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *