Disusun oleh: Margareth Novita Putri Larasati
Dalam konteks pendidikan, Munif Chatib yang dikenal sebagai pakar pendidikan terkenal telah mengemukakan pendapatnya mengenai pengimplementasian Kurikulum Merdeka. Menurutnya, kebijakan pendidikan harus relevan dengan kebutuhan dan keterampilan generasi muda dalam menghadapi tantangan kerja di masa depan. Namun, kurangnya pengintegrasian nilai-nilai patriotisme dan kebangsaan selama proses implementasi kebijakan Kurikulum Merdeka seringkali menjadi tantangan utama (Wuwur, 2023). Lantas, bagaimanakah baiknya generasi muda menyikapi kebijakan Kurikulum Merdeka?
Pendidikan telah mengalami perkembangan secara signifikan seiring peningkatan perkembangan teknologi dan komunikasi. Sebagai respon, Pemerintah menghadirkan Kurikulum Merdeka yang harapannya dapat digunakan sebagai pendekatan dalam menerapkan metode pembelajaran yang berbeda. Tidak dapat dipungkiri bahwasannya Kurikulum Merdeka telah menunjukkan dampak yang positif bagi siswa, masyarakat, maupun bagi tenaga pengajar. Sebab, apabila kita menilik hasil telaah teoritis yang dilakukan oleh Fahlevi (2022), Kurikulum Merdeka mampu mengembangkan number sense siswa. Number sense tersebut merujuk pada kepekaan seseorang terhadap perhitungan maupun bilangan. Hal ini tentu saja dapat dikategorikan sebagai dampak positif, sebab number sense yang baik bermuara pada kebiasaan siswa untuk mempunyai tingkat numerasi yang baik pula. Selain itu, Anggraini, et al (2022) juga menggambarkan bahwasannya kebijakan Kurikulum Merdeka, khususnya Program Pertukaran Pelajar mampu menumbuhkan sikap toleransi para mahasiswa dalam menyikapi keberagamanan dan perbedaan. Penerapan kebijakan inilah yang pada akhirnya bermuara pada transformasi pendidikan di Indonesia. Namun, disisi lain, keberhasilan penerapan kebijakan Kurikulum Merdeka sangat dipengaruhi oleh kesiapan dari sumber daya manusia itu sendiri. Jadi, pertanyaannya adalah, bagaimanakah baiknya langkah yang tepat dalam menyikapi Kurikulum Merdeka guna memastikan dampak positif tersebut benar-benar tercapai?
Langkah pertama, bekali diri dengan kemampuan literasi dan keterampilan teknologi. Dilansir dari hasil bacaan karya Fahlevi (2022), kurangnya keterampilan akan hal literasi dan teknologi dapat menjadi hambatan dalam mengoptimalkan implementasi Kurikulum Merdeka. Sebelum terjun sebagai relawan bangsa, pelajar Indonesia diharapkan dapat membekali diri dengan keterammpilan yang relevan. Sebab, sebagai perpanjangan tangan kebijakan Kurikulum Merdeka, pelajar megemban tanggung jawab untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Sehingga, meskipun pelajar mempunyai kebebasan dalam mengeksplorasi sistem pembelajaran yang mandiri, keterampilan dan kemampuan yang disalurkan tidak terlepas dari sifat dasar Kurikulum Merdeka sebagaimana tertuang dalam Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020. Kedua, kuasai keahlian manajemen konflik. Temuan yang menarik dikemukakan oleh Legi, et al (2023). Dalam riset ini diungkapkan bahwa meskipun upaya telah dilakukan secara maksimal dalam penyusunan Kurikulum Merdeka, pelaksanaannya tetap dihadapkan pada tantangan dan konflik. Faktor-faktor seperti perbedaan kepentingan, latar belakang, dan visi-misi dianggap sebagai pemicu konflik selama proses implementasi kurikulum yang memerlukan waktu. Oleh karena itu, peran manajemen konflik menjadi krusial untuk memastikan kesuksesan implementasi Kurikulum Merdeka. Ketiga, pahami filosofi dan prinsip kurikulum merdeka. Pelajari dengan seksama filosofi dan prinsip-prinsip dasar yang mendasari Kurikulum Merdeka. Sehingga, meskipun cara pencapaian tujuannya berbeda, namun nilai, dan fokus pendekatan kurikulum yang tercapai tetap sama. Keempat, pelajari materi dan topik pembelajaran mengenai Kurikulum Merdeka. Sesuaikan materi dan tujuan yang henak dicapai dengan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka. Identifikasi elemen-elemen yang perlu disesuaikan atau diperbarui dalam unsur-unsur pengetahuan yang sudah ada. Kelima, bangun kolaborasi antar peserta didik di berbagai instansi pendidikan.. Dorong kolaborasi dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran agar terjadi sinergi dan pemahaman yang lebih baik. Keenam, tingkatkan kemampuan adaptif dan responsif. Kurikulum Merdeka menekankan pada fleksibilitas dalam proses pembelajaran. Sehingga, perlu adanya keterampilan untuk mengadaptasi tatacara dan rencana pembelajaran yang senantiasa mengalami perubahan,
Menanggapi informasi-informasi tersebut, dapat kita tarik benang merah bahwasannya perkembangan pendidikan, khususnya dengan hadirnya Kurikulum Merdeka sebagai respons terhadap perkembangan teknologi dan komunikasi, telah membawa dampak positif bagi siswa, masyarakat, dan tenaga pengajar. Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda perlu menyikapi kebijakan Kurikulum Merdeka dengan antusiasme dan semangat juang yang tinggi. Dengan adanya kesempatan tersebut, generasi muda diharapkan dapat mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin, khususnya sebagai subjek kebijakan, sehingga dapat tercapai pembelajaran yang terdiferensiasi dan transformasi pendidikan yang menyeluruh. Bukan hanya sekadar berpartisipasi, namun juga berdampak dan berguna bagi Negeri.
DAFTAR PUSTAKA
Fahlevi, M. R. (2022). Upaya pengembangan number sense siswa melalui kurikulum merdeka (2022). Sustainable Jurnal Kajian Mutu Pendidikan, 5(1), 11-27.
Anggraini, S., Palupi, A., Hadi, K., & Arsyad, A. T. (2022). Analisis Dampak Program Pertukaran Pelajar Merdeka Belajar Kampus Merdeka Terhadap Mahasiswa Internal. Jurnal Al Azhar Indonesia Seri Ilmu Sosial, 3(2), 442660.
Legi, H., Samosir, L., & Tambunan, L. L. (2023). Manajemen konflik dalam implementasi kurikulum merdeka di era digital. Nautical: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia, 2(3), 196-203.Wuwur, E. S. P. O. (2023). PROBLEMATIKA IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA DI SEKOLAH DASAR. SOKO GURU: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(1), 1-9.