Tweet Scientific
Minal Aidin wal Faizin, mohon maaf lahir dan batin, selamat hari raya Idul Fitri bagi yang merayakan. Seluruh umat Islam tak terkecuali berada pada bulan yang senantiasa dinanti kehadirannya. Momen Ramadan menjadi bulan istimewa karena memiliki keutamaan(fadhilah) yang tak dimiliki oleh bulan lainnya.
Potret Ekonomi di Bulan Ramadhan Salah satu komponen penting dalam tata struktur ekonomi Indonesia ialah konsumsi rumah tangga. Pasalnya, konsumsi rumah tangga merupakan penyokong utama perekonomian
Indonesia yang selama ini mampu berkontribusi dengan rata-rata mencapai lebih dari 55% terhadap angka produk domestik bruto (PDB). Permintaan masyarakat terhadap sektor riil menjadi kunci dan oleh karena itu pemerintah berupaya mengendalikan inflasi untuk menjaga daya beli. Lalu bagaimanakah keadaan konsumsi rumah tangga selama Ramadan pada tahun 2023 ini?
Menariknya, evidence empiris menunjukkan bahwa selama Ramadan kebutuhan rumah tangga malah melonjak, bahkan konsumsi pangan meningkat, sehingga mendorong naiknya inflasi. Selain itu, dalam satu studi yang pernah dilakukan oleh Nielsen Global Survey (Medcom.id, 2022) juga menyebutkan bahwasannya momen Lebaran selalu mampu mendongkrak permintaan terhadap barang konsumsi. Jumlah permintaan yang tinggi ini tidak hanya terjadi di pasar-pasar modern, melainkan juga menyentuh hingga di pasar-pasar tradisional. Pada dasarnya, pengeluaran masyarakat yang meningkat ini lebih banyak dikarenakan aktivitas Ramadhan yang bersifat amal, seperti meningkatnya infaq,sedekah,serta zakat (termasuk zakat maal) yang mendorong pendapatan masyarakat meningkat, bahkan pendapatan masyarakat 40% terbawah ikut meningkat. Itulah alasan meningkatnya daya beli masyarakat, selain positif, kondisi tersebut membawa efek meningkatnya inflasi yang juga perlu diwaspadai. Yang mana saat ini, inflasi diperkirakan meningkat pada April 2023 seiring meningkatnya kebutuhan pada Bulan Ramadan dan Idul Fitri. Meski pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2022 mencapai 5,31% dengan tingkat inflasi yang terkendali meskipun
agak tinggi, namun kita tetap harus hati-hati menghadapi laju inflasi mengingat momentum Ramadan dan Lebaran 2023 sudah di depan mata. Belanja pemerintah yang sifatnya menjaga bantalan konsumsi rumah tangga harus dikawal, selain monitor produksi pangan terus dilakukan mengingat perubahan iklim saat ini sangat cepat dan tidak terduga.
Bisa dibayangkan betapa perekonomian akan lebih bergairah, karena banyak keluarga miskin mampu berbelanja baju baru, kebutuhan pokok, sepatu, tas serta barang konsumsi lain yang tentu sangat baik bagi perekonomian melalui saluran dari aktivitas amal-amal kebaikan
pada bulan Ramadhan. Melihat peran tersebut, semua berharap agar momentum ini dapat membangun semangat spiritual dalam pengelolaan pemerintahan, tak terkecuali problematika perekonomian.