
Semarang – Pusat Kajian Kurikulum untuk Perubahan Sosial (the Center of Curriculum for Social Change Studies), dengan dukungan Program Studi Teknologi Pendidikan (S1) dan Pengembangan Kurikulum (S2), serta Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi (FIPP), telah sukses menyelenggarakan “The 1st Symposium on Curriculum and Educational Technology (SOCAET) 2024.” Acara yang berlangsung pada 26-27 Juli 2024 ini bertujuan untuk membahas berbagai isu terkini dan inovasi dalam bidang kurikulum dan teknologi pendidikan.
Simposium ini dibuka oleh Prof. Edy Purwanto, M.Si, Dekan FIPP dan dilanjut dengan opening discussion. Dua figur penting hadir merepresentasikan pembuat kebijakan dan akademisi, yaitu Anindito Aditomo, Ph.D., Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemdikbudristek dan Prof. Dinn Wahyudin, Guru Besar Pengembangan Kurikulum dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sekaligus Ketua Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia (Hipkin). Dalam diskusi pembukaan, kedua pembicara memberikan wawasan mendalam mengenai kebijakan pendidikan di Indonesia, terutama upaya pemerintah untuk memformulasikan kebijakan pendidikan yang lebih adil dan setara serta peluang-peluang riset, terutama dalam bidang kurikulum.
Acara dilanjutkan dengan sesi presentasi paralel yang dibagi menjadi dua tema besar: kurikulum dan teknologi pendidikan. Sesi ini diikuti oleh peserta yang telah mendaftar sebagai presenter, yang berasal dari berbagai kalangan, mulai dari internal UNNES hingga dari Nigeria dan Filipina. Beragam topik dipresentasikan oleh para peserta.
Pada hari kedua, simposium ini dilanjutkan dengan workshop literature review yang dipandu oleh Dr. Adhitya Marendra Kiloes dari Pusat Riset Ekonomi Perilaku dan Sirkuler, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Workshop ini dirancang untuk memperkuat kapasitas peserta dalam melakukan tinjauan literatur sistematis, sebuah keterampilan yang esensial dalam penelitian akademis dan ilmiah. Dr. Kiloes memberikan panduan komprehensif tentang langkah-langkah dalam melakukan tinjauan literatur, dari perencanaan hingga penilaian kelayakan studi, serta pentingnya penggunaan alat bantu seperti PRISMA untuk memastikan kualitas dan transparansi hasil penelitian.
Ketua simposium yang juga direktur Pusat Kajian Kurikulum untuk Perubahan Sosial, Edi Subkhan, menyatakan bahwa simposium ini diharapkan mampu menciptakan komunitas epistemik yang produktif dalam bidang riset dan publikasi ilmiah. Peserta yang terdiri dari dosen, mahasiswa, serta praktisi pendidikan diharapkan dapat mengembangkan penelitian yang berkualitas dan berkontribusi signifikan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam kurikulum dan teknologi pendidikan. Dengan berlangsungnya acara ini, UNNES menegaskan komitmennya dalam mendukung pengembangan pendidikan yang berbasis riset dan inovasi, serta terus berupaya untuk menjadi pusat unggulan dalam kajian kurikulum dan teknologi pendidikan di tingkat nasional maupun internasional.