
Semarang – Presentasi paralel sebagai bagian dari “The 1st Symposium on Curriculum and Educational Technology” sebagai ruang berbagi dan diskusi gagasan dan hasil riset diselenggarakan secara hybrid dengan peserta dari berbagai instansi, baik dalam dan luar negeri. Acara yang dilangsungkan mulai pukul 13.30 WIB hingga 17.00 WIB (26/7/2024) ini dibagi menjadi dua grup dengan fokus topik kurikulum dan teknologi pendidikan dengan moderator Ghanis Putra Widhanarto dan Tri Hutami Wardoyo, dosen Program Studi Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi, UNNES.
Presentasi paralel ini diikuti oleh 26 peserta. Setiap peserta diberi waktu lima menit untuk memaparkan abstrak masing-masing. Di ruang pertama misalnya, Destryana Riffandi dari Universitas Pendidikan Indonesia presentasi risetnya yang mengevaluasi implementasi kurikulum robotik di SMPIT Insan Sejahtera di Sumedang. Penelitian tersebut menarik karena mengkaji satu topik yang berpotensi untuk dikembangkan secara luas, yakni robotik. Uniknya kurikulum tersebut sudah diberikan pada jenjang Sekolah Menengah Pertama.
Berikutnya, dari Filipina, Genelyn Baluyos menyajikan presentasi dengan judul “Artificial Intelligence Adoption, Research Skills, Statistical Knowledge, and Productivity Among the Graduate Students”. Genely, dari Masamis University, Filipina mengkaji bagaimana mahasiswa mengadopsi AI, keterampilan meneliti, pengetahuan tentang statistik, dan produktivitas secara bersamaan. Variasi temuannya menunjukkan bahwa tidak semua mahasiswa memiliki kemampuan yang sama dalam menerima AI dan meningkatkan penguasaan meneliti serta produktivitas mereka.
Riset lain yang telah dipresentasikan oleh Achmad Farchan dari Universitas Negeri Semarang berjudul “Proses Perubahan Implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dalam Peningkatan Softskill Peserta Didik”. Dalam pengamatannya, terdapat perubahan dan respons yang berbeda dari satu sekolah ke sekolah lain terkait P5. Hal ini tentu menarik dan penting untuk melihat bahwa konteks sekolah sangat memengaruhi implementasi Kurikulum Merdeka, termasuk juga Profil Pelajar Pancasila dan P5.
Tidak kalah menarik adalah analisis mendalam dari Laila Nursaliha dari Universitas Pendidikan Indonesia yang mencoba menelisik secara mendalam pemikiran begawan pendidikan UPI, (alm) Prof. Said Hamid Hasan. Melalui presentasi yang berjudul “Said Hamid Hasan’s Thoughts in the Field of Curriculum Development in Indonesia” Nursaliha menjelaskan bahwa terdapat beberapa gagasan yang khas Prof Hamid terkait kurikulum, baik sebagai bidang kajian maupun praktik. Tulisan Nursaliha ini penting sebagai upaya awal untuk menghidupkan bidang Kajian Kurikulum (Curriculum Studies) di Indonesia.
Diharapkan sesi presentasi paralel ini menjadi ajang pertukaran informasi dan gagasan serta perbaikan dari ide dan draft tulisan yang sudah dibuat oleh para peserta. Setelah program ini selesai, peserta diinformasikan untuk menunggu program berikutnya, yakni workshop penulisan ilmiah sebagai bentuk pendampingan sebelum manuskrip para peserta dikirim ke beberapa jurnal ilmiah yang disediakan untuk publikasi. Acara workshop tersebut tidak berbayar bagi peserta simposium ini dan akan berlangsung beberapa pertemuan secara dalam jaringan (daring) difasilitasi oleh tim dari Pusat Kajian Kurikulum untuk Perubahan Sosial (PKKPS).